Pasti tak
asing lagi ketika mendengar yang namanya dusun wonotingal, yah dusun wonotingal
pasti familiar di dengar di telinga bagi masyarakat yang berdomilisi di daerah
Bantul polda lebih khususunya daerah Srandakan. Wonotingal sendiri memiliki
arti “Wono” alas “Tingal” ketok/kelihatan. Bisa di artikan bahwa dusun ini
seperti hutan, memang kayak hutan sih, masih banyak pepohonan yang sangat
rindang dan sejuk sekakali jika siang hari tetapi kalau malam serem plus akeh nyamuke,
tapi bukan itu yang mau kita bahas.
Konon katanya
di dusun wonotingal ini ada dalam cerita pewayangan ramayana, yah pasti tak asing dengan kata
poncowati. Dalam cerita katanya sih karena belum pernah mbaca betul-betul, di
poncowati ada yang namaya anoman atau kethek putih ? tau kan ? manusia berwujud
kera. Tapi bukan itu yang kita bahas kedepan, kok malah ngelantur sihh.
Di dusun
wonotingal ini saya sudah 17 tahun lebih dikit, memang baru sebentar jika
dibandingakan dengan simbah-simbah saya terdahulu. Saya orang ndeso tulen yang
sejak kecil eh sejak lahir juga nding karena katanya lairan saya kata ibuk
dirumah ? aku saja heran kok cuman dirumah berarti ibuk saya hebat yahh, jadi
ibuk sekaligus bidan,malah merangkap yah dibantu sama mbah dukun kalau jaman
dulu kecil namanya. Ketika mau beranjak bejuang ke luar daerah sedikit saja
merasa gimana gitu karena saking cintanya dengan kampung ini, ntah karena sebab apa nanti kita kupas
satu persatu.
Yang
jadi pembahasan kali ini bukan yang itu, saya bayangkan dusun wonotingal ini
seperti Indonesia dalam bentuk lingkup kecil. Karena memimikirkan negara rakyo
ming marai mumet kan yo. Di Indonesia tahun 2020 mengalami bonus demografi
yaitu 70% usia 15-64 tahun sedangkan 30% terdiri daria usia tidak produktif
yakni dibawah 14 tahun dan lebih dari 65 tahun. Nah sama di wonotingal ini
tahun 2016 sangat banyak sekali usia produktif dimana pemegang masa depan
adalah usia-usia produktif tersebut.
Hari
ini banyak sekali anak-anak sekolah, remaja, dan ibuk, bapak muda. Bonus
demografi ini menggelitik banyak pemikirian baru bahwa yang merancang kedepan
adalah usia-usia produktif, kenapa ? karena yang akan mewarisi kelak yang
sekarang masih muda, yah kan ya. Saatnya pemuda pemudi mari bergerak, aku ,
kamu menjadi kita yang akan merubah dan mewarnai wonotinga ini. Yuk mari kita
berkotribusi untuk kampung tercinta ini. Mari kita berkontribusi sesuai
kapasitas kita masing-masing tanpa mengganggu aktivitas sehari-hari
kawan-kawan. Saatnya pemuda wonotingal bangkit.
Akhir kata
saya selaku penulis mengajak teman-teman untuk sedikit saja peduli akan sekitar
kita walau tanpa harus terjun kelapangan, minimal di keluarga masing-masing dan
sekitar keluarga kawan-kawan semua. Sumbang
sih teman-teman sangat ditungu-tunggu dan dirindukan. :D
#WonotingalGumregah
#WonotingalBangkit #PPW